Acara yang dimoderatori oleh Putra Gara itu berlangsung dari jam 14.30 – 17.00, dihadiri oleh para insan pers, LSM, Ormas, dan siswa sekolah pemilih pertama.
Dalam paparannya Nana menjelaskan seputar permasalahan penyelenggaraan pemilu yang ada saat ini. Baik seputar sosialisasi, pelaksanaan teknis, hingga dinamika politik yang berkembang di masyarakat.
“Pemilu kali ini memang berbeda dengan pemilu sebelumnya. Karena pemilu kali ini serentak dengan pemilihan Presidan dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota,” ungkap Nana, didepan puluhan peserta ngopi bareng.
Lebih jauh Nana mengungkapkan, bahwa sebagai penyelenggara pemilu permasalahan eksternal dan internal memang selalu ada.
“Namun selama dua priode ini saya ada di KPU, komitmen saya adalah bagaimana penyelenggaraan pemilu kali ini lebih baik dari sebelumnya,” ungkap Nana lagi.
Dalam sesi tanya jawab, baik peserta pemilih pertama maupun peserta lainnya membuat suasana acara terasa hangat. Terlebih ketika persoalan kotak suara, DPT, dan hal-hal lainnya menjadi pembahasan dalam diskusi serius tapi santai.
“Dalam hitungan beberapa bulan kedepan, saya melihat KPU Kota Depok masih minim sosialisasi kepada masyarakat. Dengan adanya acara ngopi bareng sekber ini, KPU Kota Depok sudah terbantu program kerjanya. Saya harap KPU Kota Depok harus lebih banyak lagi melakukan sosialisasi, agar pemilu damai, bersih dan bermartabat ini dapat terlaksana dengan baik,” kritik Jarmud S Tahun, tokoh ormas di Kota Depok
Pernyataan Jarmud ditanggapi positif oleh Nana. Dan ia pun berharap, Sekber Wartawan Kota dapat bemerjasama dengan baik dalam mensosialisasikan seputar pemilu melalui berita.
Bukan hanya itu, dalam acara tersebut pun tercetus peemasalahan kantor KPU Kota Depok yang menurut Herry Budiman, Presedium Sekber Wartawan Kota Depok, sudah tidak layak lagi.
“Mungkin perlu juga rekan-rekan wartawan mendorong lewat berita agar KPU Kota Depok memiliki kantor yang layak, sehingga kinerja KPU Kota Depok bisa lebih maksimal lagi,” ungkap Herry.
Disamping permasalahan seputar penyelenggaraan pemilu, beberapa caleg dari beberapa partai yang hadir pun nampaknya turut ambil bagian dari diskusi tersebut.
“Saya melihat pelanggaran caleg dalam berkampanye pun masih banyak, namun seperti KPU atau Bawaslu tidak sigap menyikapinya,” ungkap Yudi, caleg PKB.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, saya secara pribadi dan lembaga pun mengucapkan terima kasih kepada Sekber, yang sudah turut andil mensosialisasikan tentang pemilu damai,” ungkap Nana mengakhiri.* (PG)