Kadishub Dadang dalam uraiannya menjelaskan, dua puluh titik kemacetan di kota Depok, bukan berarti Dishub diam saja, semua sudah dilakukan sesuai agenda kerja, kajian dan juga pelaksanaan.
“Bicara solusi kemacetan, itu harus dari hulu ke hilir. Hulumnya bisa di PUPR, Rumkim, atau Bappeda,” terang Dadanya.
Lebih jauh Dadang menjelaskan, terkait kemacetan yang ada, tidak lepas dari lajunya pertumbuhan penduduk di kota Depok, dan padatnya pemukiman. Hal itulah yang menyolok fungsi jalan, perumahan dan lingkungan hidup.
Dadang dan jajarannya telah mengoptimalkan rekayasa arus simpang dan juga pelebaran jalan.
“Tetapi pelebaran jalan juga tidak menjadi solusi bila semua lini tak dibenahi, bahkan bukan hanya itu. Seumpamanya ada perbaikan atau pelebaran jalan, perlu juga diketahui, tidak bisa serta merta bisa dilakukan begitu saja. Karena ada jalan provinsi, ada jalan nasional atau pusat, ada juga jalan daerah atau lokal, untuk jalan provinsi dan nasional kita tidak bisa serta merta melakukan penataan tanpa ada koordinasi dengan pihak terkait,” terang Dadang panjang lebar.
Acara yang dimoderatori oleh Putra Gara itu dimulai dari pukul 25.30 – 17.30. Ada sesi tanya jawab terkait permasalahan yang ada di kota Depok. Namun semua mengacu bagaimana mencari solusi dari permasalahan kemacetan di kota Depok.
Acara yang diselingi dengan guyon santai terkait pribadi Dadang yang menurutnya tidak perlu dipublikasikan, menjadikan acara ngopi bareng kali ini sangat rileks, tetapi mampu dijabarkan oleh Dadang dengan gamblang.(Icha)