JAKARTA, penadepok.com – Keselamatan kerja dalam industri minyak dan gas (migas) menjadi prioritas utama karena tingginya risiko kecelakaan.
Laporan International Association of Oil and Gas Producers (2022) mencatat tingkat kecelakaan sebesar 0,2 kematian per satu juta jam kerja, dengan sekitar 70% insiden disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap prosedur keselamatan dan kurangnya pelatihan.
Selain itu, IOGP (2021) menyebutkan bahwa 20% risiko tertinggi berasal dari sektor logistik migas, terutama pada aktivitas transportasi, pemindahan material, dan pengoperasian teknologi selama proses produksi.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman di sektor migas, pelatihan dan penegakan prosedur keselamatan menjadi hal yang krusial.
Menyadari pentingnya hal tersebut, mahasiswa Teknik Logistik Universitas Pertamina—Jessica Amadea, Daffa Satria Permana, Joan Mesiah Fihan, dan Ramzy Aqilla Fazabahy—dibawah bimbingan dosen Harummi Sekar Amarilies, S.T., MBA., melakukan penelitian berjudul “Hazard and Risk Analysis of Oil Drilling Heavy Equipment Logistics Activities Using Job Safety Analysis PT Corro Shield Indonesia”.
Penelitian ini menganalisis risiko keselamatan kerja dalam logistik alat berat di kegiatan pengeboran minyak serta menyusun rekomendasi strategis untuk meningkatkan perlindungan pekerja.
Jessica Amadea menjelaskan bahwa kedekatan lingkungan Universitas Pertamina dengan industri migas memberikan pemahaman menyeluruh tentang proses eksplorasi dan eksploitasi migas.
“Namun, hal itu juga membuat kami lebih sadar akan kompleksitas risiko keselamatan kerja, mulai dari penggunaan alat berat hingga proses pengangkutan dan pembongkaran. Kesadaran inilah yang mendorong kami untuk berkontribusi dalam menciptakan solusi logistik yang lebih aman dan efisien di sektor migas,” ujarnya.
Melalui penelitian ini, Jessica dan tim menyoroti berbagai bahaya dan risiko keselamatan kerja yang terjadi dalam aktivitas logistik selama proses produksi migas.
Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan, mereka menemukan 13 potensi bahaya pada tahap pemuatan dan pengangkutan, serta 12 potensi bahaya saat pembongkaran hasil migas. Dari keseluruhan temuan tersebut, terdapat dua risiko berkategori ekstrem dan sembilan risiko tinggi yang membutuhkan penanganan segera.
“Dari studi kasus di PT Corro Shield Indonesia, kami menemukan sejumlah bahaya signifikan dalam aktivitas logistik migas,” ujar Jessica.
Beberapa di antaranya meliputi risiko peralatan jatuh saat pemindahan, ketiadaan rencana manajemen perjalanan untuk angkutan hasil produksi, serta penggunaan truk dengan muatan berlebih.
Jessica juga menambahkan bahwa salah satu aktivitas dengan risiko ekstrem adalah pemindahan kontainer menggunakan crane yang berpotensi kelebihan muatan.
Hasil penelitian tersebut turut menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk meminimalkan risiko keselamatan kerja di sektor logistik migas. Jessica dan tim menekankan pentingnya peningkatan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) dan pelatihan keselamatan kerja bagi seluruh pekerja.
Selain itu, aktivitas dengan risiko ekstrem yang telah teridentifikasi juga perlu menjadi fokus utama, misalnya melalui penyusunan prosedur kerja yang lebih rinci dan khusus untuk menangani situasi berisiko tinggi dalam proses produksi migas.
Melalui penelitian tentang risiko keselamatan kerja dalam logistik industri migas, Jessica dan tim berhasil lolos sebagai presenter dalam The 15th Annual International Conference on Industrial Engineering and Operations Management di Singapore University of Social Sciences (SUSS) pada Februari 2025.
Konferensi bergengsi ini mengangkat berbagai isu terkini, mulai dari manajemen rantai pasok, lean six sigma, hingga penerapan kecerdasan buatan dan konsep Industri 5.0 dalam manajemen proyek.
Dari lebih dari 500 makalah yang diajukan oleh peserta dari 51 negara, hanya 350 yang lolos seleksi ketat melalui proses peer-review—termasuk karya tim dari Universitas Pertamina.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., menyatakan bahwa partisipasi mahasiswa UPER dalam forum internasional membuktikan bahwa kualitas riset yang dihasilkan mampu bersaing di tingkat global “Penelitian ini menunjukkan komitmen mahasiswa UPER dalam berinovasi dan berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang teknik logistik dan keselamatan kerja migas. Hal ini sejalan dengan fokus pembelajaran berkelanjutan di Universitas Pertamina, termasuk peminatan Logistik Energi Berkelanjutan yang menekankan pada efisiensi rantai pasok energi,” ungkapnya.
Ingin menempuh pendidikan di bidang energi dan logistik migas serta berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan? Universitas Pertamina membuka kesempatan bagi calon mahasiswa yang ingin terlibat dalam riset bertaraf internasional dan mendapatkan pembelajaran langsung dari para praktisi industri. Daftar dan bergabung sekarang melalui laman resmi pendaftaran Universitas Pertamina di https://pmb.universitaspertamina.ac.id/.